Ikan cupang sering kali menjadi pilihan pertama bagi mereka yang baru ingin memulai hobi memelihara ikan hias. Alasannya cukup sederhana: ikan ini memiliki warna yang memukau, variasi sirip yang indah, serta reputasi sebagai ikan yang "tahan banting" dan tidak memerlukan peralatan yang rumit seperti aerator (gelembung udara). Kepopuleran ini membuat banyak pemula tergoda untuk membelinya tanpa membekali diri dengan pengetahuan dasar, sering kali hanya bermodalkan toples kecil dan sedikit air, yang sayangnya justru memperpendek umur ikan tersebut.
Padahal, meskipun ikan cupang memiliki organ labirin yang memungkinkan mereka mengambil oksigen langsung dari udara, mereka tetap membutuhkan perawatan yang layak agar bisa hidup sehat dan panjang umur. Istilah "mudah dipelihara" bukan berarti bisa diabaikan begitu saja. Bagi pemula, memahami kebutuhan dasar si ikan aduan ini adalah langkah awal yang krusial untuk mengubah sekadar "menyimpan ikan di air" menjadi hobi yang menyenangkan dan menenangkan pikiran saat melihat keindahan mereka setiap hari.
Cara Merawat Ikan Cupang di Rumah untuk Pemula
1. Memilih Wadah yang Layak (Bukan Botol Sempit)
Kesalahan paling umum yang dilakukan pemula adalah menempatkan ikan cupang di dalam botol kaca kecil, toples selai, atau gelas yang sangat sempit. Meskipun ikan cupang bisa bertahan hidup di ruang sempit, bukan berarti mereka bahagia atau sehat di sana. Wadah yang terlalu kecil membuat air cepat kotor dan membatasi ruang gerak ikan, yang bisa menyebabkan sirip menjadi kaku atau menekuk. Sebaiknya, gunakan akuarium mini atau soliter dengan ukuran minimal 15x15x20 cm atau yang mampu menampung air sebanyak 2 hingga 4 liter.
Selain ukuran, perhatikan juga keamanan wadah tersebut. Ikan cupang adalah pelompat yang ulung, terutama jika mereka merasa terancam atau kondisi air tidak nyaman. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memberikan tutup pada bagian atas akuarium, namun tetap berikan celah udara untuk sirkulasi oksigen. Wadah yang luas dengan penutup yang aman akan memberikan lingkungan yang ideal bagi ikan untuk berenang bebas tanpa risiko melompat keluar dan mati kering.
2. Mengolah Air Sebelum Digunakan
Air adalah nyawa bagi ikan, dan bagi pemula, penting untuk mengetahui bahwa air keran yang langsung diambil dari pipa biasanya mengandung kaporit atau klorin yang berbahaya bagi ikan. Zat ini bisa membakar insang dan merusak selaput lendir ikan, menyebabkan kematian mendadak. Langkah wajib yang harus dilakukan adalah mengendapkan air terlebih dahulu selama minimal 24 jam di dalam ember sebelum dimasukkan ke dalam wadah ikan, agar zat-zat kimia berbahaya tersebut menguap.
Jika Anda tidak ingin menunggu lama, Anda bisa menggunakan cairan anti-klorin yang banyak dijual di toko ikan hias dengan harga terjangkau. Selain itu, pastikan air yang digunakan memiliki suhu normal ruangan. Jangan pernah memasukkan ikan secara tiba-tiba ke dalam air yang suhunya jauh berbeda dengan air sebelumnya, karena hal ini akan menyebabkan ikan mengalami syok suhu (temperature shock) yang bisa berakibat fatal.
3. Aturan Pemberian Makan (Jangan Berlebihan)
Banyak pemula yang terlalu bersemangat memberi makan ikan karena senang melihat respons ikan yang lahap, namun ini adalah penyebab utama kematian ikan cupang: overfeeding. Perut ikan cupang sebenarnya sangat kecil, kira-kira hanya seukuran mata mereka sendiri. Memberikan pakan terlalu banyak akan menyebabkan ikan mengalami sembelit, perut kembung, hingga gangguan gelembung renang yang membuat mereka sulit berenang dan mengapung miring.
Berikanlah pakan sedikit demi sedikit, cukup 3-5 butir pelet kecil atau beberapa ekor jentik nyamuk, dua kali sehari (pagi dan sore). Jika ada sisa makanan yang tidak habis dalam waktu 5 menit, segera ambil dan buang menggunakan serokan kecil atau pipet. Sisa makanan yang membusuk di dasar wadah akan berubah menjadi amonia racun yang jauh lebih mematikan daripada kelaparan. Ingat prinsip emas ini: lebih baik ikan sedikit lapar daripada terlalu kenyang.
4. Menjaga Kebersihan Air Secara Rutin
Karena ikan cupang biasanya dipelihara di wadah tanpa filter, kotoran ikan akan menumpuk di dasar dan merusak kualitas air dengan cepat. Sebagai pemula, Anda harus disiplin membuat jadwal penggantian air, idealnya setiap 3 hari sekali untuk wadah kecil. Tidak perlu mengganti 100% air setiap saat karena perubahan total bisa membuat ikan stres beradaptasi lagi; cukup ganti sekitar 50-70% air lama dengan air baru yang sudah diendapkan.
Namun, seminggu sekali Anda disarankan untuk melakukan pembersihan total atau full block untuk menyikat lendir yang menempel di dinding kaca wadah. Pastikan saat membersihkan wadah, Anda tidak menggunakan sabun atau deterjen, karena residu kimia sabun sangat sulit hilang dan sangat beracun bagi ikan. Cukup gunakan spons bersih dan air mengalir untuk menyikat kotoran yang menempel pada wadah.
5. Menggunakan Daun Ketapang
Bagi para penghobi senior, daun ketapang adalah "obat dewa" yang wajib ada, dan pemula sangat disarankan untuk mulai menggunakannya. Daun ketapang kering yang direndam di air akan melepaskan zat tanin yang mengubah warna air menjadi kecokelatan seperti teh. Jangan panik melihat perubahan warna ini, karena justru kondisi inilah yang meniru habitat asli cupang di rawa-rawa, membuat pH air menjadi stabil dan ideal untuk kesehatan kulit ikan.
Selain menstabilkan air, daun ketapang berfungsi sebagai antibiotik alami yang mencegah jamur dan bakteri, serta membantu menyembuhkan luka pada sirip ikan. Anda bisa membeli daun ketapang yang sudah diolah (fermentasi) atau menggunakan ekstrak cair yang lebih praktis di toko ikan. Menambahkan sedikit potongan daun ketapang ke dalam soliter akan membuat ikan merasa lebih tenang, nyaman, dan warnanya pun akan terlihat lebih cerah.
6. Melatih Ikan (Flaring) Secukupnya
Salah satu daya tarik utama ikan cupang adalah kemampuannya untuk "ngedok" atau flaring, yaitu membuka insang dan melebarkan siripnya saat melihat lawan. Bagi pemula, melatih ikan melakukan hal ini dengan cara menghadapkan cermin atau mendekatkan wadah dengan ikan lain adalah kegiatan yang seru. Aktivitas ini sebenarnya sehat karena melatih otot-otot sirip agar tidak kaku dan membantu melancarkan buang air besar pada ikan.
Namun, perhatikan durasinya dengan cermat. Jangan biarkan ikan cupang flaring terlalu lama, cukup 10 hingga 15 menit saja sehari. Jika dibiarkan berjam-jam saling mengintimidasi, ikan akan mengalami kelelahan fisik yang luar biasa dan stres berat, yang bisa berujung pada sirip yang robek sendiri atau ikan menjadi sakit. Jadikan ini sebagai sesi olahraga singkat, bukan maraton yang menyiksa.
7. Penempatan Wadah yang Tepat
Lokasi di mana Anda meletakkan wadah ikan cupang di rumah juga sangat mempengaruhi kesehatannya. Hindari meletakkan ikan di tempat yang terkena sinar matahari langsung yang terik, karena suhu air bisa melonjak naik dengan cepat dan membuat ikan kepanasan. Sebaliknya, jangan pula menaruhnya tepat di bawah hembusan AC yang sangat dingin, karena suhu yang terlalu rendah akan membuat ikan pasif dan mudah sakit.
Pilihlah tempat yang memiliki pencahayaan cukup namun teduh, dengan sirkulasi udara yang baik. Ikan cupang juga sensitif terhadap getaran dan suara keras, jadi hindari meletakkannya di dekat speaker aktif atau di meja yang sering terguncang. Lingkungan yang tenang dan stabil akan membantu ikan cupang beradaptasi dengan baik di rumah barunya dan mengurangi risiko stres.
Kesimpulan
Merawat ikan cupang di rumah sebenarnya tidaklah rumit jika Anda memahami prinsip-prinsip dasarnya: air bersih, pakan secukupnya, dan tempat tinggal yang nyaman. Bagi pemula, tantangan terbesarnya biasanya adalah kedisiplinan dalam menjaga rutinitas ganti air dan menahan diri untuk tidak memberi makan berlebihan. Dengan mengikuti ketujuh langkah di atas, Anda sudah memberikan start terbaik bagi ikan peliharaan Anda untuk hidup sejahtera.
Memelihara ikan cupang bisa menjadi hobi yang sangat memuaskan ketika Anda melihat ikan tersebut tumbuh sehat, siripnya mekar sempurna, dan menyambut Anda setiap kali Anda mendekati wadahnya. Anggaplah ikan cupang sebagai teman kecil yang perlu dijaga, bukan sekadar dekorasi ruangan. Dengan perhatian dan kasih sayang yang tepat, ikan cupang yang harganya murah sekalipun bisa tampil secantik ikan kontes yang bernilai tinggi.