Cacing sutra atau tubifex merupakan salah satu pakan alami yang paling populer di kalangan peternak dan penghobi ikan cupang. Dikenal dengan kandungan protein dan lemaknya yang sangat tinggi, cacing sutra sering disebut sebagai "pakan super" untuk mempercepat pertumbuhan burayak (bayi ikan) dan mempersiapkan indukan sebelum memijah. Bentuknya yang halus dan bergerak-gerak sangat efektif merangsang nafsu makan ikan cupang yang mungkin sedang mogok makan atau kurang bergairah.
Akan tetapi, penggunaan cacing sutra memiliki risiko yang cukup tinggi jika tidak ditangani dengan benar. Habitat asli cacing ini biasanya berada di lumpur saluran air atau sungai yang kotor dan minim oksigen, sehingga mereka rentan membawa bakteri patogen, parasit, dan logam berat. Oleh karena itu, bagi pemilik ikan cupang, memahami proses pembersihan dan cara pemberian yang higienis adalah syarat mutlak agar manfaat nutrisinya tidak berubah menjadi bencana penyakit bagi ikan kesayangan.
Cara Memberi Pakan Cacing Sutra untuk Ikan Cupang
1. Proses Pembersihan dan Karantina Wajib
Langkah pertama dan terpenting sebelum memberikan cacing sutra adalah proses pembersihan yang menyeluruh. Saat Anda membeli cacing sutra dari pasar atau toko ikan, biasanya cacing tersebut masih bercampur dengan lumpur dan kotoran. Anda wajib membilasnya di bawah air mengalir berkali-kali hingga air buangannya benar-benar jernih dan tidak berbau menyengat. Jangan pernah langsung memasukkan cacing yang baru dibeli ke dalam akuarium cupang tanpa dicuci terlebih dahulu.
Selain mencuci, sangat disarankan untuk melakukan karantina cacing selama 24 jam di wadah terpisah dengan air bersih dan aerator. Tujuannya adalah membiarkan cacing membuang kotoran dari dalam perutnya (karantina isi perut) sebelum dimakan oleh ikan. Selama masa karantina ini, ganti airnya secara berkala setiap kali terlihat keruh. Langkah ini secara drastis mengurangi risiko masuknya bakteri jahat ke dalam sistem pencernaan ikan cupang Anda.
2. Gunakan Wadah Pakan Khusus (Worm Feeder)
Cara terbaik menyajikan cacing sutra adalah dengan menggunakan alat bantu berupa kerucut pakan (worm feeder) yang menempel di kaca akuarium. Cacing sutra memiliki kebiasaan alami untuk segera menggali dan bersembunyi di dasar substrat atau pasir segera setelah masuk ke dalam air. Jika mereka berhasil bersembunyi dan mati di dalam pasir, bangkai mereka akan membusuk dengan cepat dan merusak kualitas air tanpa sepengetahuan Anda.
Dengan menggunakan worm feeder, cacing akan keluar perlahan-lahan melalui lubang-lubang kecil pada kerucut tersebut. Hal ini memaksa ikan cupang untuk memakan cacing satu per satu yang keluar, sehingga tidak ada cacing yang jatuh ke dasar dan terbuang percuma. Metode ini juga memudahkan Anda untuk mengontrol seberapa banyak cacing yang sudah dimakan dan mengangkat sisa cacing yang tidak habis dengan mudah tanpa harus mengaduk-aduk air akuarium.
3. Batasi Porsi dan Frekuensi
Meskipun cacing sutra sangat bernutrisi, kandungan lemaknya yang tinggi bisa menjadi pedang bermata dua. Memberikan cacing sutra dalam jumlah besar setiap hari kepada ikan cupang dewasa yang hidup di wadah soliter (ruang gerak terbatas) dapat menyebabkan obesitas dan penimbunan lemak yang mengganggu organ dalam. Oleh karena itu, jadikan cacing sutra sebagai menu selingan atau suplemen, bukan makanan pokok harian untuk jangka panjang.
Berikan porsi secukupnya saja, kira-kira seujung jari atau setara dengan porsi makan yang bisa dihabiskan ikan dalam waktu 3-5 menit. Jika Anda sedang mengejar pertumbuhan (pada ikan muda), frekuensinya boleh lebih sering, namun untuk ikan dewasa, pemberian 2-3 kali seminggu sudah cukup untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima. Selalu pastikan tidak ada sisa cacing yang tertinggal di akuarium setelah sesi makan selesai.
4. Perawatan Stok Cacing Sutra
Tantangan lain dalam menggunakan cacing sutra adalah daya tahannya yang rendah; mereka mudah mati jika airnya kotor atau kekurangan oksigen. Untuk menjaga stok cacing tetap segar dan hidup, simpanlah di wadah datar dengan ketinggian air yang rendah (hanya sebatas menutupi tubuh cacing) dan letakkan di tempat yang sejuk serta terhindar dari matahari langsung. Jika memungkinkan, alirkan air secara terus-menerus (sistem drip) atau gunakan aerator kecil.
Anda harus rajin mengganti air di wadah penyimpanan cacing minimal dua kali sehari, pagi dan sore. Buang cacing yang sudah mati (biasanya berwarna putih pucat dan hancur) agar tidak menulari cacing yang masih sehat. Memberikan cacing yang sudah mati atau busuk kepada ikan cupang sangat berbahaya karena mengandung racun yang bisa membunuh ikan dalam waktu singkat. Hanya berikan cacing yang berwarna merah segar dan bergerak aktif menggumpal.
Kesimpulan
Memberi makan cacing sutra pada ikan cupang adalah strategi ampuh untuk mendongkrak pertumbuhan dan vitalitas, asalkan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian yang tinggi. Kunci utamanya terletak pada kebersihan; mulai dari mencuci cacing hingga air menjadi bening, hingga memastikan hanya cacing hidup dan segar yang masuk ke dalam akuarium. Dengan penanganan yang tepat, risiko penyakit bawaan dari habitat cacing dapat diminimalisir secara signifikan.
Sebagai pemilik, kedisiplinan Anda dalam membersihkan dan menakar porsi cacing sutra akan menentukan kesehatan ikan cupang Anda. Jangan tergiur untuk memberikan cacing secara berlebihan hanya karena ikan memakannya dengan lahap. Keseimbangan nutrisi, kebersihan pakan, dan metode pemberian yang rapi menggunakan worm feeder akan memastikan ikan cupang Anda mendapatkan manfaat maksimal dari pakan alami ini tanpa efek samping yang merugikan.